MANAJEMEN
RESIKO
Manajemen resiko adalah proses pengukuran atau penilaian
resiko serta pengembangan strategi pengelolaannya. Strategi yang dapat diambil
antara lain adalah memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko,
mengurangi efek negatif resiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi
resiko tertentu. Manajemen resiko tradisional terfokus pada resiko-resiko yang
timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran,
kematian serta tuntutan hokum). (Wikipedia)
Manajemen resiko adalah rangkaian langkah-langkah yang
membantu suatu perangkat lunak untuk memahami dan mengatur ketidak pastian
(Roger S. Pressman).
Pada saat kita mengerjakan
pengembangan perangkat lunak sering kita menghadapi berbagai situasi yang tidak
nyaman seperti keterlambatan pengembangan atau pengeluaran biaya pengembangan
yang melebihi anggaran. Hal ini dikarenakan kurang siapnya kita menghadapi
berbagai kemungkinan resiko yang akan terjadi. Untuk itu perlu dilakukan
identifikasi tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah ataupun meminimalkan
resiko tersebut.
Mengapa manajemen resiko itu penting? Sikap orang ketika
menghadapi resiko berbeda-beda. Ada
orang yang berusaha untuk menghindari resiko, namun ada juga yang sebaliknya
sangat senang menghadapi resiko sementara yang lain mungkin tidak terpengaruh
dengan adanya resiko. Pemahaman atas sikap orang terhadap resiko ini dapat
membantu untuk mengerti betapa resiko itu penting untuk ditangani dengan baik.
Beberapa resiko lebih penting
dibandingkan resiko lainnya. Baik penting maupun tidak sebuah resiko tertentu
bergantung pada sifat resiko tersebut, pengaruhnya pada aktifitas tertentu dan
kekritisan aktifitas tersebut. Aktifitas beresiko tinggi pada jalur kritis
pengembangan biasanya merupakan penyebabnya.
Untuk mengurangi bahaya tersebut maka harus ada jaminan
untuk meminimalkan resiko atau paling tidak mendistribusikannya selama
pengembangan tersebut dan idealnya resiko tersebut dihapus dari aktifitas yang
mempunyai jalur yang kritis.
Resiko dari sebuah aktifitas yang sedang berlangsung
sebagian bergantung pada siapa yang mengerjakan atau siapa yang mengelola
aktifitas tersebut. Evaluasi resiko dan alokasi staf dan sumber daya lainnya
erat kaitannya.
Resiko dalam perangkat lunak
memiliki dua karakteristik:
- Uncertainty : tidak ada resiko
yang 100% pasti muncul.
- Loss : resiko berimbas pada
kehilangan.
Dan resiko memiliki tiga
kategori:
- Resiko proyek : berefek pada perencanaan
proyek.
- Resiko teknikal : berefek pada
kualitas dan waktu pembuatan perangkat lunak.
- Resiko bisnis : berefek pada
nilai jual produk
Contoh : Seorang programmer
yang sangat pintar keluar. Resiko yang mana?
Langkah-langkah dalam manajemen proses adalah :
- Identifikasi
resiko
Proses ini meliputi
identifikasi resiko yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas usaha.
Identifikasi resiko secara akurat dan komplit sangatlah vital dalam manajemen
resiko. Salah satu aspek penting dalam identifikasi resiko adalah mendaftar
resiko yang mungkin terjadi sebanyak mungkin. Teknik-teknik yang dapat
digunakan dalam identifikasi resiko antara lain:
- Brainstorming
- Survei
- Wawancara
- Informasi
histori
- Kelompok
kerja
Tipe-tipe resiko:
Untuk keperluan identifikasi
dan mengelola resiko yang dapat menyebabkan sebuah pengembangan melampaui batas
waktu dan biaya yang sudah dialokasikan maka perlu diidentifikasikan tiga tipe
resiko yang ada yaitu:
- Resiko
yang disebabkan karena kesulitan melakukan estimasi.
- Resiko
yang disebabkan karena asumsi yang dibuat selama proses perencanaan.
- Resiko
yang disebabkan adanya even yang tidak terlihat (atau tidak
direncanakan).
Beberapa kategori faktor yang
perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
- Application Factor
Sesuatu yang alami
dari aplikasi baik aplikasi pengolahan data yang sederhana, sebuah sistem
kritis yang aman maupun sistem terdistribusi yang besar dengan elemen real time
terlihat menjadi sebuah faktor kritis. Ukuran yang diharapkan dari aplikasi
juga sesuatu yang penting – sistem yang
lebih besar, lebih besar dari masalah error, komunikasi dan manajemennya.
- Staff Factor
Pengalaman dan
kemampuan staf yang terlibat merupakan faktor utama – seorang
programer yang berpengalaman, diharapkan akan sedikit melakukan kesalahan
dibandingkan dengan programer yang sedikit pengalamannya. Akan tetapi kita
harus juga mempertimbangkan ketepatan pengalaman tersebut- pengalaman membuat
modul dengan Cobol bisa mempunyai nilai kecil jika kita akan mengembangkan
sistem kendali real-time yang komplek dengan mempergunakan C++.
Beberapa faktor seperti tingkat kepuasan staf dan
tingkat pergantian dari staf juga penting untuk keberhasilan sebarang
pengembangan – staf yang tidak termotivasi atau person utama keluar dapat
menyebabkan kegagalan pengembangan.
- Project Factor
Merupakan hal yang penting bahwa pengembangan
dan obyektifnya terdefinisi dengan baik dan diketahui secara jelas oleh semua
anggota tim dan semua stakeholder utama. Jika hal ini tidak terlaksana dapat
muncul resiko yang berkaitan dengan keberhasilan pengembangan tersebut. Dengan
cara serupa, perencanaan kualitas yang formal dan telah disepakati harus
dipahami oleh semua partisipan. Jika perencanaan kualitas kurang baik dan
tidak tersosialisasi maka dapat mengakibatkan gangguan pada pengembangan
tersebut.
- Project Methods
Dengan mempergunakan spefikasi dan metode
terstruktur yang baik pada manajemen pengembangan dan pengembangan sistem akan
mengurangi resiko penyerahan sistem yang tidak memuaskan atau terlambat. Akan
tetapi penggunaan metode tersebut untuk pertama kali dapat mengakibatkan
problem dan delay.
- Hardware/software Factor
Sebuah pengembangan yang memerlukan hardware
baru untuk pengembangan mempunyai resiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan
software yang dapat dibangun pada hardware yang sudah ada (dan familiar).
Sebuah sistem yang dikembangkan untuk satu jenis hardware atau software
platform tertentu jika dipergunakan pada hardware atau software platform
lainnya bisa menimbulkan resiko tambahan (dan tinggi) pada saat instalasi.
- Changeover Factor
Kebutuhan perubahan “all-in-one” kedalam suatu
sistem baru mempunyai resiko tertentu. Perubahan secara bertahap atau gradual
akan meminimisasi resiko akan tetapi cara tersebut tidak praktis. Menjalankan
secara paralel dapat memberikan solusi yang aman akan tetapi biasanya tidak mungkin
atau terlalu mahal.
- Supplier Factor
Suatu pengembangan yang melibatkan organisasi
eksternal yang tidak dapat dikendalikan secara langsung dapat mempengaruhi
keberhasilan pengembangan. Misal tertundanya instalasi jalur telpon
atau pengiriman peralatan yang sulit dihindari- dapat berpengaruh terhadap
keberhasilan pengembangan.
- Environment Factor
Perubahan pada lingkungan dapat mempengaruhi
keberhasilan pengembangan. Misal terjadi perubahan regulasi pajak, akan
mempunyai dampak yang cukup serius pada pengembangan aplikasi penggajian.
- Health and Safety Factor
Kesalahan estimasi
Beberapa pekerjaan lebih sulit
untuk melakukan estimasi dibandingkan pekerjaan lainnya disebabkan karena
terbatasnya pengalaman pada pekerjaan serupa atau disebabkan karena jenis
pekerjaan tersebut. Pembuatan sebuah user manual merupakan langkah yang tepat
yang dapat dipertanggungjawabkan dan sebagai bukti bahwa kita pernah
mengerjakan tugas yang serupa sebelumnya. Dengan pengalaman itu seharusnya kita
mampu untuk melakukan estimasi dengan lebih tepat mengenai berapa lama
pekerjaan dapat diselesaikan dan berapa besarnya biaya yang dibutuhkan. Selain
itu, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengujian dan penelusuran program
dapat menjadi sesuatu hal yang sulit diprediksi dengan tingkat keakuratan yang
serupa walaupun kita pernah membuat program yang serupa sebelumnya.
Estimasi dapat ditingkatkan
melalui analisa data historis untuk aktifitas yang serupa dan untuk sistem yang
serupa. Dengan menyimpan perbandingan antara estimasi semula dengan hasil akhir
akan mengakibatkan beberapa tipe pekerjaan sulit diestimasi secara tepat.
Resiko ini terjadi jika
perkiraan LOC pada kenyataan yang ada jauh melebihi LOC perkiraan pada
perhitungan COCOMO, yang mengakibatkan berubahnya jadwal pengerjaan dan biaya
operasional.
Asumsi perencanaan
Pada setiap tahapan
perencanaan, asumsi perlu dibuat, jika tidak benar maka dapat mengakibatkan
resiko tersebut beresiko. Misal pada jaringan aktifitas, aktifitas dibangun
berdasarkan pada asumsi menggunakan metode desain tertentu dimana memungkinkan
urutan aktifitas diubah. Kita biasanya membuat asumsi bahwa setelah coding,
biasanya sebuah modul akan diuji dan kemudian diintegrasikan dengan modul
lainnya. Akan tetapi kita tidak merencanakan pengujian modul yang dapat
mangakibatkan perubahan desain awal. Hal ini dapat terjadi setiap saat.
Pada setiap tahapan pada proses
perencanaan, sangat penting untuk memeperinci secara eksplisit semua asumsi
yang dibuat dan mengidentifikasi apa pengaruhnya jika ternyata dalam
pelaksanaannya tidak sesuai dengan yang sudah direncanakan.
Kemungkinan
Beberapa kemungkinan dapat saja
tidak pernah terlihat dan kita hanya dapat menyakinkan diri kita sendiri bahwa
ada sesuatu yang tidak dapat dibayangkan, kadang-kadang dapat terjadi. Akan
tetapi biasanya jarang terjadi hal seperti itu. Mayoritas kejadian yang tidak
diharapkan biasanya dapat diidentifikasi beberapa spesifikasi kebutuhan
kemungkinan diubah setelah beberapa modul telah dikodekan, programmer senior
meninggalkan pengembangan, perangkat keras yang diperlukan tidak dikirim tapat
waktu. Beberapa kejadian semacam itu dapat terjadi sewaktu-waktu dan walaupun
kejadian tersebut kemungkinan terjadinya relatif rendah akan tetapi kejadian
tersebut perlu dipertimbangkan dan direncanakan.
Metode untuk evaluasi pengaruh
ketidakpastian ini terhadap jadwal proyek:
- Penggunaan
PERT untuk evaluasi pengaruh ketidakpastian
PERT dikembangkan
untuk menghitung estimasi ketidakpastian lingkungan terhadap durasi pekerjaan.
PERT dikembangkan pada suatu lingkungan proyek yang mahal, beresiko tinggi dan
kompleks. Metode PERT ini memerlukan tiga estimasi:
- Most likely time
Waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan dalam situasi normal dan diberikan simbol m.
- Optimistic time
Waktu tersingkat yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan dan diberi simbol a.
- Pessimistic time
Waktu terlama yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan dikarenakan berbagai kemungkinan yang masuk akal
dan diberikan simbol b.
PERT
mengkombinasikan ketiga estimasi tersebut untuk membentuk durasi tunggal yang
diharapkan, te = a + 4m + b
- Penggunaan
durasi yang diharapkan
Durasi yang diharapkan dipergunakan supaya
suatu forward pass dapat melalui sebuah jaringan; dengan mempergunakan metode
yang sama dengan teknik CPM. Akan tetapi dalam hal ini, tanggal aktifitas yang
dihitung bukan merupakan tanggal paling awal akan tetapi merupakan tanggal yang
diharapkan dapat mencapai aktifitas tersebut.
Jaringan PERT yang diperlihatkan pada gambar 3
memperlihatkan bahwa kita berharap proyek tersebut dapat diselesaikan dalam
waktu 13,5 minggu- tidak seperti CPM yang tidak memperlihatkan tanggal paling
awal untuk menyelesaikan proyek tersebut akan tetapi tanggal yang diharapkan
(atau most likely). Salah satu keuntungan dari pendekatan ini adalah
menempatkan sebuah emphasis dalam ketidakpastian di dunia nyata.
Tabel 6.3 berikut ini memperlihatkan contoh
estimasi durasi aktifitas yang memperkirakan durasi secara optimistic(a),
pessimistic(b) dan most likeliy(m).
Tabel 6.3 – Estimasi waktu aktifitas PERT
Aktifitas
|
Durasi Aktifitas (minggu)
|
||
Optimistic (a)
|
Most Likely (m)
|
Pessimistic (b)
|
|
A
|
5
|
6
|
8
|
B
|
3
|
4
|
5
|
C
|
2
|
3
|
3
|
D
|
3.5
|
4
|
5
|
E
|
1
|
3
|
4
|
F
|
8
|
10
|
15
|
G
|
2
|
3
|
4
|
H
|
2
|
2
|
2.5
|
Pendekatan PERT juga difokuskan pada
ketidakpastian estimasi durasi aktifitas. Perlu tiga estimasi untuk masing-masing
aktifitas yang memperlihatkan fakta bahwa kita tidak yakin dengan apa yang akan
terjadi – kita dipaksa untuk menghitung fakta yang diperkirakan akan terjadi.
- Deviasi
stándar aktifitas
Perhitungan kuantitatif tingkat ketidakpastian
suatu estimasi durasi aktifitas bisa diperoleh dengan menghitung standar
deviasi s dari sebuah durasi aktifitas dengan mempergunakan rumus:
Standar deviasi aktifitas porporsional dengan
beda antara estimasi optimistic dan pessimistic, dan dapat dipergunakan sebagai
tingkatan ukuran level ketidakpastian atau resiko masing-masing aktifitas.
Durasi yang diharapkan dari masing-masing aktifitas dan standar deviasi dari
proyek tersebut (tabel 3) dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 6.4- Waktu yang diharapkan dan
standar
deviasi
Aktifitas
|
Durasi Aktifitas (minggu)
|
|||||
A
|
m
|
b
|
te
|
s
|
|
|
A
|
5
|
6
|
8
|
6.17
|
0.50
|
|
B
|
3
|
4
|
5
|
4.00
|
0.33
|
|
C
|
2
|
3
|
3
|
2.83
|
0.17
|
|
D
|
3.5
|
4
|
5
|
4.08
|
0.25
|
|
E
|
1
|
3
|
4
|
2.83
|
0.50
|
|
F
|
8
|
10
|
15
|
10.50
|
1.17
|
|
G
|
2
|
3
|
4
|
3.00
|
0.33
|
|
H
|
2
|
2
|
2.5
|
2.08
|
0.08
|
a:
optimistic b: most likely c: pessimistic
te:
expected s: standard deviation
- Likehood
target terpenuhi
Keuntungan utama dari teknik PERT adalah
memberikan suatu metode untuk melakukan estimasi probabilitas tanggal target
terpenuhi atau tidak. Teknik ini bisa saja hanya mempunyai tanggal target
tunggal yaitu proyek selesai, akan tetapi kita diharapkan untuk mengatur
tambahan target antara. Misalkan kita harus menyelesaikan proyek dalam waktu 15
minggu. Kita berharap proyek tersebut dapat diselesaikan dalam waktu 13.5
minggu akan tetapi durasinya bisa lebih dan bisa kurang. Misalkan aktifitas C
harus diselesaikan pada minggu ke 10 karena salah satu anggota yang
melaksanakan aktifitas tersebut sudah dijadwalkan untuk bekerja pada proyek
lain dan kejadian 5 memperlihatkan penyerahan produk kepada pelanggan. Untuk
itu diperlukan tiga tanggal target pada jaringan PERT seperti yang
diperlihatkan dalam gambar 4.
Gambar 6.4
Jaringan PERT dengan tiga buah tanggal target dan
perhitungan standar deviasi kejadian
- Analisa resiko
Setelah
melakukan identifikasi resiko, maka tahap berikutnya adalah pengukuran resiko
dengan cara melihat potensial terjadinya seberapa besar severity
(kerusakan) dan probabilitas terjadinya risiko tersebut. Penentuan probabilitas
terjadinya suatu event sangatlah subyektif dan lebih berdasarkan nalar dan
pengalaman. Beberapa risiko memang mudah untuk diukur, namun sangatlah sulit
untuk memastikan probabilitas suatu kejadian yang sangat jarang terjadi.
Sehingga, pada tahap ini sangtalah penting untuk menentukan dugaan yang terbaik
supaya nantinya kita dapat memprioritaskan dengan baik dalam implementasi
perencanaan manajemen risiko. Kesulitan dalam pengukuran risiko adalah
menentukan kemungkinan terjadi suatu risiko karena informasi statistik tidak
selalu tersedia untuk beberapa risiko tertentu. Selain itu, mengevaluasi dampak
severity (kerusakan) seringkali cukup sulit untuk asset immateriil. Dampak
adalah efek biaya, waktu dan kualitas yang dihasilkan suatu resiko.
Dampak
|
Biaya
|
Waktu
|
Kualitas
|
Sangat
rendah
|
Dana
mencukupi
|
Agak
menyimpang dari target
|
Kualitas
agak berkurang namun masih dapat digunakan
|
Rendah
|
Membutuhkan
dana tambahan
|
Agak
menyimpang dari target
|
Gagal
untuk memenuhi janji pada stakeholder
|
Sedang
|
Membutuhkan
dana tambahan
|
Penundaan
berdampak terhadap stakeholder
|
Beberapa
fungsi tidak dapat dimanfaatkan
|
Tinggi
|
Membutuhkan
dana tambahan yang signifikan
|
Gagal
memenuhi deadline
|
Gagal
untuk memenuhi kebutuhan banyak stakeholder
|
Sangat
tinggi
|
Membutuhkan
dana tambahan yang substansial
|
Penundaan
merusak proyek
|
Proyek
tidak efektif dan tidak berguna
|
Setelah mengetahui probabilitas dan dampak
dari suatu resiko, maka kita dapat mengetahui potensi suatu resiko. Untuk
mengukur bobot resiko kita dapat menggunakan skala dari 1 – 5 sebagai berikut
seperti yang disarankan oleh JISC InfoNet:
Skala
|
Probabilitas
|
Dampak
|
Sangat
rendah
|
Hampir
tidak mungkin terjadi
|
Dampak
kecil
|
Rendah
|
Kadang
terjadi
|
Dampak
kecill pada biaya, waktu dan kualitas
|
Sedang
|
Mungkin
tidak terjadi
|
Dampak
sedang pada biaya, waktu dan kualitas
|
Tinggi
|
Sangat
mungkin terjadi
|
Dampak
substansial pada biaya, waktu dan kualitas
|
Sangat
tinggi
|
Hampir
pasti terjadi
|
Mengancam
kesuksesan proyek
|
Setelah resiko yang dapat mempengaruhi pengembangan
teridentifikasi maka diperlukan cara untuk menentukan tingkat kepentingan dari
masing-masing resiko. Beberapa resiko secara relatif tidak terlalu fatal (misal
resiko keterlambatan penyerahan dokumentasi) sedangkan beberapa resiko lainnya
berdampak besar. (misal resiko keterlambatan penyerahan software). Beberapa
resiko sering terjadi (salah satu anggota tim sakit sehingga tidak bisa bekerja
selama beberapa hari). Sementara itu resiko lainnya jarang terjadi (misal
kerusakan perangkat keras yang dapat mengakibatkan sebagian program hilang).
Probabilitas terjadinya resiko sering disebut dengan risk likelihood;
sedangkan dampak yang akan terjadi jika resiko tersebut terjadi dikenal
dengan risk impact dan tingkat kepentingan resiko disebut dengan risk
value atau risk exposure. Risk value dapat dihitung dengan formula :
Risk exposure = risk likelihood x risk
impact
Idealnya risk impact diestimasi dalam batas moneter
dan likelihood dievaluasi sebagai sebuah probabilitas. Dalam hal ini risk
exposure akan menyatakan besarnya biaya yang diperlukan berdasarkan perhitungan
analisis biaya manfaat. Risk exposure untuk berbagai resiko dapat dibandingkan
antara satu dengan lainnya untuk mengetahui tingkat kepentingan masing-masing
resiko.
Akan tetapi, estimasi biaya dan probabilitas
tersebut sulit dihitung, subyektif, menghabiskan waktu dan biaya. Untuk
mengatasi hal ini maka diperlukan beberapa pengukuran yang kuantitatif untuk
menilai risk likelihood dan risk impact, karena tanpa ini sulit untuk
membandingkan atau meranking resiko tersebut untuk berbagai keperluan. Akan
tetapi, usaha yang dilakukan untuk medapatkan sebuah estimasi kuantitatif
yang baik akan menghasilkan pemahaman yang mendalam dan bermanfaat atas
terjadinya suatu permasalahan.
Beberapa manajer resiko mempergunakan sebuah metode
penilaian yang sederhana untuk menghasilkan ukuran yang kuantitatif pada saat
mengevaluasi masing-masing resiko. Beberapa manajer memberikan kategori pada
likelihood dan impact dengan high, medium atau low. Akan tetapi bentuk ini
tidak memungkinkan untuk menghitung risk exposure. Sebuah pendekatan yang lebih
baik dan populer adalah memberikan skor pada likelihood dan impact dengan skala
tertentu misal 1-10. Jika suatu resiko kemungkinan besar akan terjadi diberi
skor 10, sedangkan jika kecil jika kemungkinan terjadinya kecil maka akan
diberi nilai 1.
Penilaian likelihood dan impact dengan skala 1-10
relatif mudah, akan tetapi kebanyakan manajer resiko akan berusaha untuk
memberikan skor yang lebih bermakna, misal skor likelihood 8 akan
dipertimbangkan dua kali likelihood dengan skor 4.
Hasil pengukuran impact, dapat diukur dengan
skor yang serupa, harus dimasukkan pada perhitungan total risk dari proyek
tersebut. Untuk itu harus melibatkan beberapa biaya potensial seperti :
·
Biaya yang diakibatkan
keterlambatan penyerahan atas jadwal yang sudah ditentukan
·
Biaya yang berlebihan
dikarenakan harus menambah sumber daya atau dikarenakan mempergunakan sumber
daya yang lebih mahal
·
Biaya yang tidak terlihat
pada beberapa komponen kualitas atau fungsionalitas sistem
Tabel 6.1 berikut ini memperlihatkan contoh hasil
evaluasi nilai resiko. Perhatikan bahwa resiko yang bernilai tertinggi tidak
selalu akan menjadi resiko yang pasti terjadi maupun akan menjadi resiko
dengan potensi impact yang terbesar.
Tabel 6.1 – Contoh
evaluasi nilai risk exposure
|
Hazard
|
L
|
I
|
R
|
R1
|
Perubahan spesifikasi kebutuhan selama coding
|
1
|
8
|
8
|
R2
|
Spesifikasi perlu lebih lama dibandingkan
yang diperlukan
|
3
|
7
|
21
|
R3
|
Staf sakit yang berpengaruh pada aktifitas yang
kritis
|
5
|
7
|
35
|
R4
|
Staf sakit yang berpengaruh pada aktifitas yang
tidak kritis.
|
10
|
3
|
30
|
R5
|
Pengkodean modul lebih lama dibandingkan yang
diharapkan
|
4
|
5
|
20
|
R6
|
Pengujian modul memperlihatkan kesalahan atau
ketidakefisiensian dalam desain.
|
1
|
10
|
10
|
Prioritas resiko
Pengelolaan resiko melibatkan
penggunaan dua strategi:
·
Risk
exposure dapat dikurangi dengan mengurangi likehood atau impact
·
Pembuatan
rencana kontingensi berkaitan dengan kemungkinan resiko yang akan terjadi.
Sebarang usaha untuk mengurangi
sebuah risk exposure atau untuk melakukan sebuah rencana kontigensi akan
berhubungan dengan biaya yang berkaitan dengan usaha tersebut. Merupakan hal
yang penting untuk menjamin bahwa usaha ini dilaksanakan dengan cara yang
paling efektif dan diperlukan cara untuk memprioritaskan resiko sehingga usaha
yang lebih penting dapat menerima perhatian yang lebih besar.
Estimasi nilai likehood dan
impact dari masing-masing usaha tersebut akan menentukan nilai risk exposure.
Setelah risk exposure dapat dihitung maka resiko dapat diberi prioritas high,
medium atau low sesuai dengan besar kecilnya nilai risk exposure.
Risk exposure yang berdasarkan
pada metode penilaian perlu diberikan beberapa perhatian. Hasil evaluasi pada
tabel 1, contoh, tidak memperlihatkan resiko R5 adalah dua kali lebih penting
dibandingkan R6. Pada kasus ini, kita tidak bias mengintepretasikan nilai risk
exposure secara kuantitatif disebabkan nilai tersebut didasarkan pada metode
penilaian yang non-cardinal. Pada kasus kedua, nilai exposure yang terlalu
berjauhan akan mampu untuk membedakan antara resiko tersebut. Akan tetapi risk
exposure akan memungkinkan kita untuk memperoleh suatu ranking sesuai dengan
kepentingannya. Pertimbangkan resiko pada tabel 1, R3 dan R4 merupakan resiko
yang paling penting dan kita dapat mengklasifikasikannya dengan high risk.
Tingkat kepentingan yang berbeda dapat membedakan antara skor exposure satu dan
dua ini dengan exposure tertinggi berikutnya yaitu R2. R2 dan R5 mempunyai skor
yang hampir sama dan dapat dikelompokkan pada resiko dengan prioritas medium.
Dua resiko lainnya, R1 dan R6 mempunyai nilai exposure yang rendah sehingga
dapat dikelompokan pada prioritas rendah.
Dalam kenyataannya, secara umum
ada beberapa factor lain, selain nilai risk exposure, yang harus diperhitungkan
pada saat menentukan prioritas resiko.
Kepercayaan terhadap penilaian
resiko
Beberapa penilaian risk
exposure relative kurang. Untuk diperlukan investigasi lebih lanjut sebelum
tindakan diambil.
Penggabungan resiko
Beberapa resiko saling
bergantung dengan lainnya. Dalam hal ini maka beberapa resiko tersebut perlu
dianggap sebagai satu resiko.
Jumlah resiko
Perlu batas jumlah resiko yang
dapat dipertimbangkan secara efektif dan dapat diambil tindakannya oleh seorang
manajer proyek. Untuk itu perlu dibatasi ukuran daftar prioritas.
Biaya tindakan
Beberapa resiko, yang suatu
saat dapat dikenali, dapat dikurangi atau dicegah segera dengan biaya atau
usaha yang sedikit tanpa menganggap nilai resikonya. Untuk resiko lainnya perlu
dilakukan perbandingan antara biaya yang diperlukan dengan benefit yang
diperoleh dengan mengurangi resiko tersebut. Satu metode untuk melaksanakan
perhitungan ini adalah dengan menghitung risk reduction leverage (RRL) dengan
mempergunakan persamaan sebagai berikut:
RRL = REbefore
- REafter
Risk reduction cost
REbefore adalah nilai risk exposure
semula, REafter adalah nilai risk exposure yang diharapkan setelah
diambil tindakan dan risk education cost adalah biaya untuk implementasi
tindakan pengurangan resiko. Risk reduction cost harus dinyatakan dengan unit
yang sama dengan nilai resiko yaitu nilai moneter yang diperlukan atau dengan
nilai skor. Jika nilai yang diharapkan ternyata lebih besar maka RRL yang lebih
besar memperlihatkan bahwa kita perlu berharap untuk meningkatkan rencana
pengurangan resiko disebabkan reduksi risk exposure yang diharapkan lebih besar
dibandingkan dengan biaya rencana.
- Pengelolaan resiko
Jenis-jenis cara mengelola
resiko :
a. Risk
Avoidance
Yaitu memutuskan
untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung resiko sama sekali. Dalam
memutuskan untuk melakukannya, maka harus dipertimbangkan potensial keuntungan
dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.
b. Risk
Reduction
Risk
reduction atau
disebut juga risk mitigation yaitu
merupakan metode yang mengurangi kemungkinan terjadinya suatu resiko ataupun
mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu resiko.
c. Risk
Transfer
Yaitu memindahkan
resiko pada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak (asuransi) maupun
hedging.
d. Risk
Deferral
Dampak suatu resiko
tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi
menunda aspek suatu proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya resiko
tersebut kecil.
e. Risk
Retention
Walaupun resiko
tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurangi maupun mentransfernya, namun
beberapa resiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dari aktivitas.
Penanganan resiko:
a. High
probability, high impact: resiko
jenis ini umumnya dihindari ataupun ditransfer.
b. Low
probability, high impact:
respon paling tepat untuk tipe resiko ini adalah dihindari. Dan jika masih
terjadi, maka lakukan mitigasi resiko serta kembangkan contingency plan.
c. High
probability, low impact: mitigasi
resiko dan kembangkan contingency plan.
d. Low
probability, low impact: efek
dari resiko ini dapat dikurangi, namun biayanya dapat saja melebihi dampak yang
dihasilkan. Dalam kasus ini mungkin lebih baik untuk menerima efek dari resiko
tersebut.
Contigency
plan
Untuk resiko yang mungkin
terjadi maka perlu dipersiapkan contingency
plan seandainya benar-benar terjadi. Contigency
plan haruslah sesuai dengan proposional terhadap dampak resiko tersebut.
Dalam banyak kasus seringkali lebih efisien untuk mengalokasikan sejumlah
sumber daya untuk mengurangi resiko dibandingkan mengembangkan contingency plan yang jika
diimplementasikan akan lebih mahal. Namun beberapa skenario memang membutuhkan
full contingency plan, tergantung
pada proyeknya. Namun jangan sampai tertukar antara contingency planning dengan re-planning normal yang memang
dibutuhkan karena adanya perubahan dalam proyek yang berjalan.
Tabel resiko proyek software
dan strategi mengurangi resiko
Resiko
|
Teknik mengurangi resiko
|
Kegagalan
pada personil
|
· Memperkerjakan
staf yang handal
· Job
matching
· Membangun
tim
· Mengadakan
pelatihan dan peningkatan karir
· Membuat
jadwal lebih awal bagi personil utama
|
Estimasi
biaya dan waktu yang tidak realistis
|
· Membuat
beberapa estimasi
· Desain
untuk biaya
· Meningkatkan
pengembangan
· Merekam
dan menganalisa proyek sebelumnya
· Standarisasi
metode
|
Mengembangkan
fungsi software yang salah
|
· Evaluasi
proyek ditingkatkan
· Buat
metode spesifikasi yang formal
· Survey
pengguna
· Buat
prototype
· Buat
user manual lebih awal
|
Mengembangkan
antarmuka pengguna yang salah
|
· Membuat
prototype
· Analisis
tugas
· Keterlibatan
pengguna
|
Gold
plating
|
· Mengurangi
kebutuhan
· Membuat
prototype
· Analisis
biaya manfaat
· Desain
biaya
|
Terlambat
untuk mengubah kebutuhan
|
· Mengubah
prosedur kendali
· Membatasi
perubahan yang terlalu banyak
· Meningkatkan
prototype
· Meningkatkan
pengembangan (akibat perubahan)
|
Kegagalan
pada komponen yang disuplai pihak eksternal
|
· Melakukan
benchmarking
· Inspeksi
· Spesifikasi
formal
· Kontrak
perjanjian
· Prosedur
dan sertifikasi jaminan kualitas
|
Kegagalan
menjalankan tugas eksternal
|
· Prosedur
jaminan kualitas
· Desain
/ prototype yang kompetitif
· Membangun
tim
· Kontrak
insentif
|
Kegagalan
kinerja real-time
|
· Simulasi
· Benchmarking
· Prototipe
· Tuning
· Analisis
teknis
|
Pengembangnya
terlalu sulit secara teknis
|
· Analisa
teknis
· Analisis
biaya manfaat
· Prototipe
· Melatih
dan mengembangkan staf
|
- Implementasi manajemen
resiko
Setelah memilih respon yang
akan digunakan untuk menangani resiko, maka saatnya untuk mengimplementasikan
metode yang telah direncanakan tersebut.
- Monitoring resiko
Mengidentifikasi, menganalisa
dan merencanakan suatu resiko merupakan bagian penting dalam perencanaan suatu
proyek. Namun, manajemen resiko tidaklah berhenti sampai disana saja. Praktek,
pengalaman dan terjadinya kerugian akan membutuhkan suatu perubahan dalam
rencana dan keputusan mengenai penanganan suatu resiko. Sangatlah penting untuk
selalu memonitor proses dari awal mulai dari identifikasi resiko dan pengukuran
resiko untuk mengetahui keefektifitas respon yang telah dipilih dan untuk
mengidentifikasi adanya resiko yang baru maupun berubah. Sehingga, ketika suatu
resiko terjadi maka respon yang dipilih akan sesuai dan diimplementasikan
secara efektif.
Hei friend, karena kita ini mahasiswa gundar, tolong ya blognya di kasih link UG, seperti www.gunadarma.ac.id, Studentsite studentsite.gunadarma.ac.id dan lain lain karna link link tersebut mempengaruhi kriteria penilaian mata kuliah soft skill
BalasHapusSelain itu, Yuk ikut lomba 10 kategori lomba khusus bagi mahasiswa Universitas Gunadarma. Edisi Desember 2012 ini diperuntukan bagi mahasiswa S1 dan D3. Tersedia 100 pemenang, atau 10 pemenang untuk setiap kategori. link http://studentsite.gunadarma.ac.id/news/news.php?stateid=shownews&idn=755
Oh iya, kalian nggak mau ketinggalan kan untuk update terhadap berita studentsite dan BAAK, maka dari itu, yuk pasang RSS di Studentsite kalian...untuk info lebih lanjut bagaimana cara memasang RSS, silahkan kunjungi link ini http://hanum.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.5
makasi :)