Jumat, 14 Juni 2013
Perbedaan GUI dan CLI
GUI adalah suatu media virtual yang dapat
membuat pengguna memberikan perintah tertentu pada komputer tanpa mengetik
perintah tersebut, namun menggunakan gambar yang tersedia. Pengguna tidak
mengetikkan perintah seperti pada komputer dengan Shell atau teks. Dengan GUI,
perintah dapat dikonversi menjadi ikon dalam layar monitor yang dapat diklik
untuk memulai fungsinya..
Jadi, GUI merupakan antarmuka pada sistem
operasi komputer yang menggunakan menu grafis. Menu grafis ini maksudnya
terdapat tampilan yang lebih ditekankan untuk membuat sistem operasi yang user-friendly agar
para pengguna lebih nyaman menggunakan komputer. Menu grafis itu ya seperti ada
grafis-grafis atau gambar-gambar dan tampilan yang tujuannya untuk memudahkan
para pengguna menggunakan sistem operasi.
gambar : windows7
Contoh sistem operasi yang menggunakan GUI adalah
windows xp,vista,7,8,linux
CLI adalah tipe antarmuka dimana pengguna
berinteraksi dengan sistem operasi melalui text-terminal. Pengguna menjalankan
perintah dan program di sistem operasi tersebut dengan cara mengetikkan
baris-baris tertentu.
Microsoft Disk Operating System (MS-DOS) memberi nama command.com atau Command
Prompt. Sedangkan pada Windows Vista, Microsoft menamakannya PowerShell.
Pengguna Linux mengenal CLI pada Linux sebagai terminal, sedangkan
pada Apple namanya adalah commandshell.
gambar : CLI pada CMD
Contoh sistem operasi yang menggunakan CLI adalah Ubuntu Server dan Windows Server 2008,DOS.
Jadi, dapat
disimpulkan bahwa GUI dan CLI merupakan tampilan antarmuka
yang digunakan sesuai kebutuhan para penggunanya. Pada GUI menggunakan
mode grafis, dan pada CLI menggunakan mode baris perintah atau
text.
Jumat, 22 Maret 2013
Interaksi Manusia Dan Komputer
INTERAKSI
MANUSIA DAN KOMPUTER
Pengenalan
Bagaimanapun interaksi antara manusia dengan komputer pasti
akan selalu ada. Hal ini terjadi dikarenakan komputer itu sendiri merupakan
bagian dari suatu ciptaan manusia. Menurut saya ilmu merupakan hal yang perlu dimiliki
oleh semua orang, baik dari anak kecil sampai orang dewasa karena ilmu kita
ibaratkan sebagai mata dalam kehidupan.
Bidang ilmu interaksi manusia dan komputer adalah ilmu yang
mempelajari tentang bagaimana mendesain, mengevaluasi, dan mengimplementasikan
sistem komputer yang interaktif sehingga dapat digunakan oleh manusia dengan
mudah. Interaksi manusia dan komputer merupakan suatu aktivitas yang banyak
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa
komputer terdiri dari tiga aspek utama, yaitu perangkat keras (Hardware),
perangkat lunak (Software), pengguna (Brainware). Dari ketiga aspek tersebut
tentunya tidak akan bisa kita pisahkan, sebab komputer tidak akan bisa di
operasikan jika salah satu diantara ketiga aspek tersebut tidak ada. Bagaikan
sebuah kendaraan, jika tidak ada driver atau sopirnya tentu kendaraan tersebut
tidak akan bisa berjalan dengan sendirinya, begitu pula dengan komputer jika
tidak ada pengguna (User) maka secara teknis komputer tersebut tidak akan bisa
beroperasi dengan sendirinya.
Interaksi manusia dan komputer atau dalam bahasa Inggrisnya
Human-Computer Interaction dan biasa disingkat dengan HCI adalah ilmu yang
mengkaji tentang komunikasi atau interaksi di antara pengguna dengan sistem.
Sistem yang dimaksudkan di sini tidak hanya kepada sistem-sistem yang ada di
komputer saja, tetapi produk-produk apa saja yang digunakan oleh pengguna
(User) seperti kendaraan, peralatan kantor, peralatan pejabat, peralatan rumah
dan sebagainya. Peranan utama Human Computer Interaction HCI adalah untuk
menghasilkan sebuah sistem yang serba guna (usable), selamat, nyaman, berkesan
dan efektif.
Komputer melibatkan tiga komponen yaitu Pengguna, Interaksi
dan Sistem yang ada di komputer itu sendiri. Jadi yang menjadi sasaran utama
pada IMK atau HCI adalah terciptanya suatu keramahan terhadap pengguna (user
friendly). Maka dengan adanya suatu interaksi yang nyaman antara pengguna dan
sistem, berarti sistem komputer tersebut telah mampu menciptakan suatu
keramahan, mudah digunakan, memberikan kepuasan kepada pengguna, enak
dipelajari dan masih banyak manfaat yang lainnya.
Antar Muka Manusia dan Komputer
Salah satu kajian terpenting dalam bidang IMK atau HCI
adalah antarmuka pengguna. Antarmuka pengguna merupakan bagian sistem yang akan
dikendalikan oleh pengguna, untuk mencapai dan melaksanakan fungsi-fungsi suatu
sistem. Ia juga dianggap sebagai jumlah keseluruhan keputusan reka bentuk.
Antarmuka juga secara tidak langsung, menunjukkan kepada pengguna tentang
bagaimana fungsi sistem. Dengan kata lain, antarmuka bagi suatu sistem
menggabungkan elemen-elemen daripada sistem, elemen-elemen daripada pengguna
dan juga kaedah komunikasi atau interaksi di antara kedua-duanya. Pengguna
hanya boleh berinteraksi dengan produk tersebut melalui antarmuka pengguna.
Seperti yang kita ketahui bahwa prinsip kerja pada sebuah
sistem komputer yaitu masukan, proses, dan keluaran.
Ø Input Unit/Masukan: Yaitu bagian yang menerima dan
memasukkan data dan instruksi.
Ø CPU/Proses: Yaitu bagian yang melaksanakan dan mengatur
intsruksi, termasuk menghitung dan membandingkan.
Ø Memory: Yaitu bagian yang berfungsi untuk menyimpan data
dan instruksi.
Ø Output Unit/Keluaran: Yaitu bagian yang berfungsi
mengeluarkan hasil proses.
Ketika kita bekerja pada sebuah sistem komputer, secara
tidak sadar bahwa kita sedang berinteraksi dengan komputer tersebut. Begitu pun
dengan komputer itu sendiri juga melakukan interaksi terhadap kita. Tetapi
komputer baru akan berinteraksi ketika kita memberikan instruksi atau memasukkan
data terhadap komputer tersebut. Dan sebaliknya komputer tidak akan
berinteraksi jika kita tidak memberikan instruksi atau memasukkan data.
Nah, ketika komputer melakukan sebuah interaksi, kita tidak
tahu bagaimana komputer tersebut mengubah data atau instruksi yang kita
masukkan, karena pada hakekatnya mesin pada komputer hanya mengenal dua angka
atau bilangan yaitu nol dan satu. Namun ada beberapa bahasa yang digunakan oleh
para programmer untuk memudahkan mereka dalam membuat aplikasi, misalnya bahasa
C, C++, Fortran, Pascal, Cobol, Basic, Algol dan masih banyak bahasa yang
lainnya. Proses pengubahan data pada mesin komputer ini penulis tidak akan
jelaskan, karena akan dibahas pada mata kuliah yang lain, dan kebetulan penulis
sendiri belum terlalu mengerti. Jadi, daripada setengah-setengah penulis tidak
perlu jelaskan.
Jadi, dengan adanya pengeluaran atau output tadi kita akan
baru tahu bahwa komputer yang kita operasikan telah melakukan interaksi
terhadap kita. Interaksi yang dilakukan oleh komputer dapat berupa tampilan
pada layar monitor, suara, dan lain sebagainya.
Manusia dan Monitor
Media output untuk menampilkan/memperlihatkan informasisehingga dapat dibaca dan diketahui oleh manusia. Monitor
atau dengan istilah lain disebut VDU (Video Display Unit), merupakan salah satu
bagian terpenting dari suatu unit komputer. Bagian monitor inilah yang paling
sering kita pandang bila kita memakai komputer. Fungsi monitor adalah
memperagakan data atu proses yang terjadi dalam CPU secara visual. Proses yang
terjadi dalam CPU (Central Processing Unit) dikonversikan oleh suatu “ Adapter
Vide / Video board “ dari data yang digital menjadi sinyal yang akan disalurkan
melalui kabel penghubung ke monitor.
Monitor yang memakai sistem CRT (Cathode Ray tube) bekerja
dengan cara
memancarkan elektron-elektron . Elektron-elektron ini menyapu layar dari kiri ke kanan dengan jalur-jalur dari atas ke bawah dalam pola yang disebut “raster” CRT atau yang lebih umum disebut Tabung Sinar Katoda merupakan tabung pembungkus yang dibuat dari kaca dan mengandung satu susunan penembak elektron dan mengeluarkan berkas-berkas elektron yang diarahkan pada layar fluoresen. Bila berkas tersebut terkena cahaya, maka layar mengeluarkan sinardengan gelombang yang lebih panjang. Pancaran – pancaran elektron ini menimbulkan cahaya yang terang. Bergantung intensitas pancaran elektron tadi. Cahaya ini sangat cepat menghilang. Untuk itu pancaran elektron harus tetap menyapu layar secara teratur untuk mempertahankan banyangan yang terjadi. Ini biasa disebut penyegaran ulang atau “refresh’ layar. Monitro umumnya memiliki laju penyegaran (vertical scan rate) 60 hertz, yang maksudnya layar disegarkan kembali sebanyak 60 kali per detik. Jika laju penyegaran rendah, maka akan mengakibatkan layar tampak berkedip-kedip. Hal ini akan cepat melelahkan mata kita, maka sebaliknya kita memakai monitor dengan “vertical scan rate” 70 hertz ke atas sudah cukup baik untuk digunakan.
memancarkan elektron-elektron . Elektron-elektron ini menyapu layar dari kiri ke kanan dengan jalur-jalur dari atas ke bawah dalam pola yang disebut “raster” CRT atau yang lebih umum disebut Tabung Sinar Katoda merupakan tabung pembungkus yang dibuat dari kaca dan mengandung satu susunan penembak elektron dan mengeluarkan berkas-berkas elektron yang diarahkan pada layar fluoresen. Bila berkas tersebut terkena cahaya, maka layar mengeluarkan sinardengan gelombang yang lebih panjang. Pancaran – pancaran elektron ini menimbulkan cahaya yang terang. Bergantung intensitas pancaran elektron tadi. Cahaya ini sangat cepat menghilang. Untuk itu pancaran elektron harus tetap menyapu layar secara teratur untuk mempertahankan banyangan yang terjadi. Ini biasa disebut penyegaran ulang atau “refresh’ layar. Monitro umumnya memiliki laju penyegaran (vertical scan rate) 60 hertz, yang maksudnya layar disegarkan kembali sebanyak 60 kali per detik. Jika laju penyegaran rendah, maka akan mengakibatkan layar tampak berkedip-kedip. Hal ini akan cepat melelahkan mata kita, maka sebaliknya kita memakai monitor dengan “vertical scan rate” 70 hertz ke atas sudah cukup baik untuk digunakan.
Monitor komputer menghasilkan beberapa jenis radiasi, yang
kesemuannya tidak dapat diinderai oleh panca indera kita. Adapun
gelombang-gelombang dan radiasi yang dihasilkan oleh sebuah monitor diantaranya
:
(1) Sinar – X
(2) Sinar Ultraviolet
(3) Gelombang Mikro
(4) Radiasi elektromagnetik frekuensi sangat rendah
(5) Radiasi elektromagnetik frekuensi amat sangat rendah
Efek Radiasi Monitor CRT ( tabung )
Terhadap Kesehatan
Gangguan kesehatan yang dicurigai disebabkan oleh radiasi
VDU, antara lain:
1 . Kelelahan Mata, Sakit Kepala, Sakit Leher, dan Sakit
Bahu.
2 .Dermatitis
Faktor Manusia
Menurut pengetahuan penulis, faktor manusia hanya meliputi
tiga aspek. Namun penulis yakin bahwa faktor manusia lebih dari tiga aspek atau
bahkan mungkin kurang dari tiga aspek. Nah, Ketiga aspek yang penulis tahu itu
adalah sebagai berikut :
1. Aspek Penglihatan
Aspek penglihatan pada manusia tentu kaitannya dengan mata,
dimana mata sendiri memiliki fungsi yang sangat penting pada seorang manusia
yaitu untuk melihat. Mungkin tanpa mata kita akan terasa sulit menikmati
keindahan alam yang telah di anugerahkan oleh Yang Maha Kuasa. Sebab menurut
buku yang penulis baca, beberapa ahli mengatakan bahwa fungsi utama mata
manusia digunakan untuk menghasilkan persepsi yang terorganizir akan gerakan,
ukuran, bentuk, jarak, posisi, tekstur, warna yang mana semua itu merupakan obyek
tiga dimensi. Jadi, dalam dunia nyata mata manusia selalu digunakan untuk
melihat obyek tiga dimensi.
Sedangkan pada komputer, yang mana komputer sendiri
menggunakan layar dua dimensi, mata kita dituntut untuk bisa membaca obyek yang
ada pada tampilan monitor yang sebenarnya berupa obyek dua dimensi.
Selain itu, cahaya yang dihasilkan oleh layar monitor juga
sangat berpengaruh terhadap penglihatan kita. Mungkin ketika kita akan bekerja
pada sebuah program komputer, ada baiknya terlebih dahulu kita mengatur kontras
atau jumlah cahaya yang dihasilkan oleh monitor. Supaya tercipta suatu
kenyamanan pada saat kita bekerja. Sebab mata atau penglihatan manusia
berbeda-beda, ada yang suka dengan yang cerah-cerah, dan juga ada yang suka
dengan yang gelap-gelap. Kesemua perbedaan tersebut sudah diatur dan disediakan
pada menu yang ada pada monitor. Misalkan anda menyukai yang gelap-gelap, anda
cukup menekan menu pada monitor, lalu pilih Brightness kemudian tambahkan atau
kurangkan. Atau misalkan anda menyukai yang cerah-cerah seperti pada instruksi
sebelumnya anda cukup menekan tombol menu, lalu pilih Kontras, kemudian anda
tinggal menambah atau menguranginya.
2. Aspek Pendengaran
Aspek pendengaran tentu kaitannya dengan suara dan telinga
kita. Telinga merupakan panca indra yang sangat penting setelah mata ketika
bekerja kita pada sebuah mesin komputer, yang walaupun sekarang ini masih
banyak aplikasi yang belum menggunakan media pendengaran. Namun seiring dengan
perkembangan zaman, perkembangan teknologi juga akan terus berkembang dengan
pesat.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa aspek
pendengaran berkaitan dengan suara. Suara yang dimaksud disini yaitu suara yang
dihasilkan dari komputer itu sendiri. Suara yang dihasilkan oleh komputer dapat
melalui speaker, yang mana speaker ini juga sekaligus berfungsi sebagai alat
output, yaitu alat pengeluaran suara.
3. Aspek Sentuhan
Aspek sentuhan tentu kaitannya dengan tangan kita. Sebab
manusia menggunakan tangan mereka untuk memegang atau menyentuh suatu benda.
Tapi itu bagi kita yang tidak meiliki cacat tangan, nah bagaimakah bagi
orang-orang yang memiliki cacat tangan? Itu tergantung pada diri mereka sendiri
yang memiliki cacat pada tangan. Ada yang memakai kaki, mulut dan lain
sebagainya. Nah beruntung bagi kita yang memiliki tangan yang sempurna, kita
dapat menyentuh apapun yang kita mau. Oleh karena itu kita harus mensyukuri
nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita.
Nah, bagaimanakah aspek sentuhan pada komputer? Biasanya
pada komputer aspek sentuhan digunakan pada penggunaan papan ketik yaitu
tombol-tombol dan juga mouse.
Tombol-tombol pada papan ketik barangkali akan terasa nyaman
apabila menimbulkan sensasi-sensasi sentuhan terhadap jari-jemari kita.
Biasanya ini tergantung kualitas yang dimiliki oleh papan ketik itu sendiri.
Ada yang sedikit saja kita tekan sudah menampilkan karakter yang kita inginkan,
dan ada juga yang harus kita tekan dengan kuat sekali baru akan menampilkan
karakter yang kita inginkan. Selain itu, posisi-posisi tombol yang ada pada
papan ketik juga akan berpengaruh pada kenyamanan kerja kita. Sebab posisi
tombol yang dimiliki oleh papan ketik bukan hanya satu posisi atau tata letak.
Ada yang tata letaknya seperti Dvorak, Alphabetik, Qwerti, Klockenberg, dan
lain sebagainya.
Kemudian sentuhan pada mouse barangkali juga akan terasa
nyaman seperti menyentuh tombol pada papan ketik, yaitu apabila kita merasakan
sensasi-sensasi sentuhan. Sebab setiap mouse juga memiliki karakter yang
berbeda-beda. Ada yang sedikit saja kita gerakkan, pointernya sudah melakukan
perpindahan, dan juga sebaliknya ada yang harus kita gerakkan berkali-kali baru
dia berinteraksi. Kemudian bagi anda yang mungkin memiliki kebiasaan memakai
tangan kiri atau kidal sepertinya juga akan berpengaruh ketika anda memegang
atau mengendalikan mouse. Tapi anda tidak perlu khawatir, anda cukup memindahkan
mouse kesebelah kiri monitor. Sebab kebanyakan kita meletakkan mouse sebelah
kanan monitor. Selalin itu juga anda dapat merubah fungsi tombol pada mouse.
Cukup dengan membuka My Computer, pilih Control Panel, kemudian pilih mouse,
nah anda tinggal memilih atau merubah fungsi tombol mouse.
Faktor Ergonomi
Faktor ergonomi atau faktor kenyamanan kerja secara umum
kaitannya dengan keadaan lingkungan sekitar kita. Baik dari segi pencahayaan,
kualitas udara sekitar tempat kita bekerja, gangguan suara atau bising, dan
termasuk kesehatan badan kita juga sangat berpengaruh terhadap proses kerja
kita pada sebuah sistem komputer
Bagi anda yang memang bekerja pada sebuah ruangan dan harus
duduk terpaku pada ruangan tersebut, ditambah lagi dengan keadaan lingkungan
sekitarnya tidak mendukung, misalnya ruangan yang anda tempati itu disamping
rel Kereta Api, atau mungkin disamping sebuah pabrik padi, tentu dengan keadaan
lingkungan seperti ini anda akan terasa sulit menemukan kenyamanan kerja.
Karena lingkungan tempat anda bekerja itu menimbulkan suara yang keras dan
tidak enak untuk didengar, yaitu ketika rel Kereta Api melintas atau mesin
pabrik yang terus menyala. Dan tidak mungkin anda bisa menghindarinya. Karena
memang anda mau tidak mau harus duduk pada ruangan tempat anda bekerja.
Tapi itu dari segi gangguan suara. Contoh yang lain misalnya
dari segi pencahayaan. Bagi anda yang memiliki komputer pribadi dan memang anda
menempatkannya didalam kamar anda sendiri, anda seringkali menempatkannya di
depan jendela dengan alasan agar ketika anda bekerja anda bisa langsung
menikmati pemandangan samping rumah anda tanpa harus keluar dulu untuk
melihatnya. Sebaiknya posisi seperti ini anda hindari. Sebab ketika anda
membuka jendela, jumlah cahaya yang langsung masuk kekamar anda dan otomatis
mengenai komputer anda tidak terhitung jumlahnya. Nah, pada saat cahaya
mengenai komputer anda, ini ada pengaruhnya pada perangkat-perangkat keras
komputer anda. Misalkan salahsatu perangkat keras komputer anda tidak tahan
dengan cahaya, tapi justru anda membiarkannya, ini akan berakibat fatal pada
perangkat keras tersebut. Belum lagi apabila hujan turun pasti akan langsung
mengenai komputer anda.
Suhu udara yang ada didalam kamar anda juga ada pengaruhnya
pada perangkat-perangkat keras komputer anda. Tapi bagi anda yang mempunyai
kamar ber-AC, maka anda akan muda mengatur suhu yang ada didalam kamar anda.
Inti daripada faktor ergonomi adalah adanya pengaruh
lingkungan yang harus kita hindari dan harus kita sesuaikan dengan karakteristik
pola kerja kita. Agar tercipta kenyamanan kerja yang sempurna dan tentunya
tidak membuat kita bosan dalam berinteraksi dengan komputer.
Pengembangan Model dan Metode Pengukuran Beban Mental Pada
Interaksi Manusia dan Komputer
Seringkali pada saat beraktivitas di depan komputer, dalam
jangka waktu tertentu muncul keluhan dari pengguna komputer yang disebabkan
oleh beban kerja yang dialami pengguna. Beban kerja yang dialami oleh pengguna
komputer berupa beban kerja fisik dan mental. Munculnya beban kerja ini
terutama dapat terlihat pada kecenderungan penurunan performansi kerja pengguna
komputer setelah jangka waktu tertentu. Dalam tesis ini, penelitian lebih
difokuskan pada beban mental pada interaksi manusia-komputer.
Untuk mengantisipasi dan mencari solusi dari munculnya beban
mental ini, maka perlu dibentuk suatu model yang dapat menjelaskan terjadinya
beban mental pada interaksi manusia – komputer. Berdasarkan studi literatur,
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya beban mental dan akhirnya membangun
model yang dimaksud tersebut di atas adalah :
- kebutuhan mental
- kelelahan fisik
- kebosanan
- tingkat kesulitan kerja
- lingkungan fisik kerja
- kebutuhan waktu
Untuk memvalidasikan faktor-faktor tei z;ebut, maka
disebarkan kuesioner kepada pengguna komputer untuk mencari kesepakatan
responden mengenai faktor-faktor tersebut di atas. Reponden yang dipilih adalah
mahasiswa, karma mahasiswa merupakan satu populasi pengguna komputer dengan
frekuensi penggunaan komputer yang cukup tinggi.
Berdasarkan model yang terbentuk, dengan menggunakan
eksperimen Stroop, dikembangkan suatu metode yang dapat mengkuantifikasikan
besarnya beban mental yang dialami oleh pengguna komputer. Responden )ang
diminta untuk melakukan eksperimen Stroop dipilih berdasarkan pengalaman
menggunakan komputer dan kriteria buta warna, serta kapasitas VO2 maks. Setelah
mengerjakan eksperimen Stroop, mereka diminta untuk memberikan bobot dan nilai
untuk setiap faktor yang ada pada model. Respon yang diberikan oleh responden
divalidasikan dengan beberapa kriteria fisiologis yaitu rata-rata denyut nadi,
performansi kerja, dan konversi denyut nadi dalam konsumsi energi. Uji
statistik memberikan hasil bahwa besarnya beban mental yang direspon oleh
responden memiliki korelasi tinggi dengan konsumsi energi. Metode yang akhirnya
terbentuk terbukti dapat mengkuantifikasikan besarnya beban mental pada 2
desain eksperimen Stroc?n yang berbeda (Stroop 1 dan 2) dengan tingkat
kepentingan faktor yang berbeda sesuai dengan kondisi kerja, serta memberikan
basil yang reievan dengan besarnya konsumsi energi responden.
PENUTUP
Kesimpulan :
Jadi dari seluruh perangkat yang kesemuanya telah
dibahas,,,kita dapat mengetahui pentingnya kesehatan dalam menggunakan
perangkat computer ,,karena kesehatan mahal harganya . Jadi semakin pintar kita
dalam menggunakan perangkat computer , jangan sampai kesehatan kita malah
menurun.
Karena IMK dapat mencakup ke berbagai disiplin ilmu atau
keberbagai aspek ,,baik itu aspek sains maupun kesosialan ,,apalagi Dalam
pekerjaan yang menggunakan computer maupun yang tidak menggunakan computer kita
harus mencontoh aspek dalam ilmu perindustrian contohnya ,,,yaitu kita dalam
membangun sebuah instansi yang bergerak di bidang industri ,apalagi industry
tersebut menghasilkan limbah ,,kita harus mementingkan aspek kesehatan pada
lingkungan sekitar, Sama halnya dengan bekerja menggunakn computer, kita harus
mementingkan aspek kesehatannya juga.
Jumat, 12 Oktober 2012
MANAJEMEN RESIKO
MANAJEMEN
RESIKO
Manajemen resiko adalah proses pengukuran atau penilaian
resiko serta pengembangan strategi pengelolaannya. Strategi yang dapat diambil
antara lain adalah memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko,
mengurangi efek negatif resiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi
resiko tertentu. Manajemen resiko tradisional terfokus pada resiko-resiko yang
timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran,
kematian serta tuntutan hokum). (Wikipedia)
Manajemen resiko adalah rangkaian langkah-langkah yang
membantu suatu perangkat lunak untuk memahami dan mengatur ketidak pastian
(Roger S. Pressman).
Pada saat kita mengerjakan
pengembangan perangkat lunak sering kita menghadapi berbagai situasi yang tidak
nyaman seperti keterlambatan pengembangan atau pengeluaran biaya pengembangan
yang melebihi anggaran. Hal ini dikarenakan kurang siapnya kita menghadapi
berbagai kemungkinan resiko yang akan terjadi. Untuk itu perlu dilakukan
identifikasi tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah ataupun meminimalkan
resiko tersebut.
Mengapa manajemen resiko itu penting? Sikap orang ketika
menghadapi resiko berbeda-beda. Ada
orang yang berusaha untuk menghindari resiko, namun ada juga yang sebaliknya
sangat senang menghadapi resiko sementara yang lain mungkin tidak terpengaruh
dengan adanya resiko. Pemahaman atas sikap orang terhadap resiko ini dapat
membantu untuk mengerti betapa resiko itu penting untuk ditangani dengan baik.
Beberapa resiko lebih penting
dibandingkan resiko lainnya. Baik penting maupun tidak sebuah resiko tertentu
bergantung pada sifat resiko tersebut, pengaruhnya pada aktifitas tertentu dan
kekritisan aktifitas tersebut. Aktifitas beresiko tinggi pada jalur kritis
pengembangan biasanya merupakan penyebabnya.
Untuk mengurangi bahaya tersebut maka harus ada jaminan
untuk meminimalkan resiko atau paling tidak mendistribusikannya selama
pengembangan tersebut dan idealnya resiko tersebut dihapus dari aktifitas yang
mempunyai jalur yang kritis.
Resiko dari sebuah aktifitas yang sedang berlangsung
sebagian bergantung pada siapa yang mengerjakan atau siapa yang mengelola
aktifitas tersebut. Evaluasi resiko dan alokasi staf dan sumber daya lainnya
erat kaitannya.
Resiko dalam perangkat lunak
memiliki dua karakteristik:
- Uncertainty : tidak ada resiko
yang 100% pasti muncul.
- Loss : resiko berimbas pada
kehilangan.
Dan resiko memiliki tiga
kategori:
- Resiko proyek : berefek pada perencanaan
proyek.
- Resiko teknikal : berefek pada
kualitas dan waktu pembuatan perangkat lunak.
- Resiko bisnis : berefek pada
nilai jual produk
Contoh : Seorang programmer
yang sangat pintar keluar. Resiko yang mana?


Langkah-langkah dalam manajemen proses adalah :
- Identifikasi
resiko
Proses ini meliputi
identifikasi resiko yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas usaha.
Identifikasi resiko secara akurat dan komplit sangatlah vital dalam manajemen
resiko. Salah satu aspek penting dalam identifikasi resiko adalah mendaftar
resiko yang mungkin terjadi sebanyak mungkin. Teknik-teknik yang dapat
digunakan dalam identifikasi resiko antara lain:
- Brainstorming
- Survei
- Wawancara
- Informasi
histori
- Kelompok
kerja
Tipe-tipe resiko:
Untuk keperluan identifikasi
dan mengelola resiko yang dapat menyebabkan sebuah pengembangan melampaui batas
waktu dan biaya yang sudah dialokasikan maka perlu diidentifikasikan tiga tipe
resiko yang ada yaitu:
- Resiko
yang disebabkan karena kesulitan melakukan estimasi.
- Resiko
yang disebabkan karena asumsi yang dibuat selama proses perencanaan.
- Resiko
yang disebabkan adanya even yang tidak terlihat (atau tidak
direncanakan).
Beberapa kategori faktor yang
perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
- Application Factor
Sesuatu yang alami
dari aplikasi baik aplikasi pengolahan data yang sederhana, sebuah sistem
kritis yang aman maupun sistem terdistribusi yang besar dengan elemen real time
terlihat menjadi sebuah faktor kritis. Ukuran yang diharapkan dari aplikasi
juga sesuatu yang penting – sistem yang
lebih besar, lebih besar dari masalah error, komunikasi dan manajemennya.
- Staff Factor
Pengalaman dan
kemampuan staf yang terlibat merupakan faktor utama – seorang
programer yang berpengalaman, diharapkan akan sedikit melakukan kesalahan
dibandingkan dengan programer yang sedikit pengalamannya. Akan tetapi kita
harus juga mempertimbangkan ketepatan pengalaman tersebut- pengalaman membuat
modul dengan Cobol bisa mempunyai nilai kecil jika kita akan mengembangkan
sistem kendali real-time yang komplek dengan mempergunakan C++.
Beberapa faktor seperti tingkat kepuasan staf dan
tingkat pergantian dari staf juga penting untuk keberhasilan sebarang
pengembangan – staf yang tidak termotivasi atau person utama keluar dapat
menyebabkan kegagalan pengembangan.
- Project Factor
Merupakan hal yang penting bahwa pengembangan
dan obyektifnya terdefinisi dengan baik dan diketahui secara jelas oleh semua
anggota tim dan semua stakeholder utama. Jika hal ini tidak terlaksana dapat
muncul resiko yang berkaitan dengan keberhasilan pengembangan tersebut. Dengan
cara serupa, perencanaan kualitas yang formal dan telah disepakati harus
dipahami oleh semua partisipan. Jika perencanaan kualitas kurang baik dan
tidak tersosialisasi maka dapat mengakibatkan gangguan pada pengembangan
tersebut.
- Project Methods
Dengan mempergunakan spefikasi dan metode
terstruktur yang baik pada manajemen pengembangan dan pengembangan sistem akan
mengurangi resiko penyerahan sistem yang tidak memuaskan atau terlambat. Akan
tetapi penggunaan metode tersebut untuk pertama kali dapat mengakibatkan
problem dan delay.
- Hardware/software Factor
Sebuah pengembangan yang memerlukan hardware
baru untuk pengembangan mempunyai resiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan
software yang dapat dibangun pada hardware yang sudah ada (dan familiar).
Sebuah sistem yang dikembangkan untuk satu jenis hardware atau software
platform tertentu jika dipergunakan pada hardware atau software platform
lainnya bisa menimbulkan resiko tambahan (dan tinggi) pada saat instalasi.
- Changeover Factor
Kebutuhan perubahan “all-in-one” kedalam suatu
sistem baru mempunyai resiko tertentu. Perubahan secara bertahap atau gradual
akan meminimisasi resiko akan tetapi cara tersebut tidak praktis. Menjalankan
secara paralel dapat memberikan solusi yang aman akan tetapi biasanya tidak mungkin
atau terlalu mahal.
- Supplier Factor
Suatu pengembangan yang melibatkan organisasi
eksternal yang tidak dapat dikendalikan secara langsung dapat mempengaruhi
keberhasilan pengembangan. Misal tertundanya instalasi jalur telpon
atau pengiriman peralatan yang sulit dihindari- dapat berpengaruh terhadap
keberhasilan pengembangan.
- Environment Factor
Perubahan pada lingkungan dapat mempengaruhi
keberhasilan pengembangan. Misal terjadi perubahan regulasi pajak, akan
mempunyai dampak yang cukup serius pada pengembangan aplikasi penggajian.
- Health and Safety Factor
Kesalahan estimasi
Beberapa pekerjaan lebih sulit
untuk melakukan estimasi dibandingkan pekerjaan lainnya disebabkan karena
terbatasnya pengalaman pada pekerjaan serupa atau disebabkan karena jenis
pekerjaan tersebut. Pembuatan sebuah user manual merupakan langkah yang tepat
yang dapat dipertanggungjawabkan dan sebagai bukti bahwa kita pernah
mengerjakan tugas yang serupa sebelumnya. Dengan pengalaman itu seharusnya kita
mampu untuk melakukan estimasi dengan lebih tepat mengenai berapa lama
pekerjaan dapat diselesaikan dan berapa besarnya biaya yang dibutuhkan. Selain
itu, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengujian dan penelusuran program
dapat menjadi sesuatu hal yang sulit diprediksi dengan tingkat keakuratan yang
serupa walaupun kita pernah membuat program yang serupa sebelumnya.
Estimasi dapat ditingkatkan
melalui analisa data historis untuk aktifitas yang serupa dan untuk sistem yang
serupa. Dengan menyimpan perbandingan antara estimasi semula dengan hasil akhir
akan mengakibatkan beberapa tipe pekerjaan sulit diestimasi secara tepat.
Resiko ini terjadi jika
perkiraan LOC pada kenyataan yang ada jauh melebihi LOC perkiraan pada
perhitungan COCOMO, yang mengakibatkan berubahnya jadwal pengerjaan dan biaya
operasional.
Asumsi perencanaan
Pada setiap tahapan
perencanaan, asumsi perlu dibuat, jika tidak benar maka dapat mengakibatkan
resiko tersebut beresiko. Misal pada jaringan aktifitas, aktifitas dibangun
berdasarkan pada asumsi menggunakan metode desain tertentu dimana memungkinkan
urutan aktifitas diubah. Kita biasanya membuat asumsi bahwa setelah coding,
biasanya sebuah modul akan diuji dan kemudian diintegrasikan dengan modul
lainnya. Akan tetapi kita tidak merencanakan pengujian modul yang dapat
mangakibatkan perubahan desain awal. Hal ini dapat terjadi setiap saat.
Pada setiap tahapan pada proses
perencanaan, sangat penting untuk memeperinci secara eksplisit semua asumsi
yang dibuat dan mengidentifikasi apa pengaruhnya jika ternyata dalam
pelaksanaannya tidak sesuai dengan yang sudah direncanakan.
Kemungkinan
Beberapa kemungkinan dapat saja
tidak pernah terlihat dan kita hanya dapat menyakinkan diri kita sendiri bahwa
ada sesuatu yang tidak dapat dibayangkan, kadang-kadang dapat terjadi. Akan
tetapi biasanya jarang terjadi hal seperti itu. Mayoritas kejadian yang tidak
diharapkan biasanya dapat diidentifikasi beberapa spesifikasi kebutuhan
kemungkinan diubah setelah beberapa modul telah dikodekan, programmer senior
meninggalkan pengembangan, perangkat keras yang diperlukan tidak dikirim tapat
waktu. Beberapa kejadian semacam itu dapat terjadi sewaktu-waktu dan walaupun
kejadian tersebut kemungkinan terjadinya relatif rendah akan tetapi kejadian
tersebut perlu dipertimbangkan dan direncanakan.
Metode untuk evaluasi pengaruh
ketidakpastian ini terhadap jadwal proyek:
- Penggunaan
PERT untuk evaluasi pengaruh ketidakpastian
PERT dikembangkan
untuk menghitung estimasi ketidakpastian lingkungan terhadap durasi pekerjaan.
PERT dikembangkan pada suatu lingkungan proyek yang mahal, beresiko tinggi dan
kompleks. Metode PERT ini memerlukan tiga estimasi:
- Most likely time
Waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan dalam situasi normal dan diberikan simbol m.
- Optimistic time
Waktu tersingkat yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan dan diberi simbol a.
- Pessimistic time
Waktu terlama yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan dikarenakan berbagai kemungkinan yang masuk akal
dan diberikan simbol b.
PERT
mengkombinasikan ketiga estimasi tersebut untuk membentuk durasi tunggal yang
diharapkan, te = a + 4m + b
- Penggunaan
durasi yang diharapkan
Durasi yang diharapkan dipergunakan supaya
suatu forward pass dapat melalui sebuah jaringan; dengan mempergunakan metode
yang sama dengan teknik CPM. Akan tetapi dalam hal ini, tanggal aktifitas yang
dihitung bukan merupakan tanggal paling awal akan tetapi merupakan tanggal yang
diharapkan dapat mencapai aktifitas tersebut.
Jaringan PERT yang diperlihatkan pada gambar 3
memperlihatkan bahwa kita berharap proyek tersebut dapat diselesaikan dalam
waktu 13,5 minggu- tidak seperti CPM yang tidak memperlihatkan tanggal paling
awal untuk menyelesaikan proyek tersebut akan tetapi tanggal yang diharapkan
(atau most likely). Salah satu keuntungan dari pendekatan ini adalah
menempatkan sebuah emphasis dalam ketidakpastian di dunia nyata.
Tabel 6.3 berikut ini memperlihatkan contoh
estimasi durasi aktifitas yang memperkirakan durasi secara optimistic(a),
pessimistic(b) dan most likeliy(m).
Tabel 6.3 – Estimasi waktu aktifitas PERT
Aktifitas
|
Durasi Aktifitas (minggu)
|
||
Optimistic (a)
|
Most Likely (m)
|
Pessimistic (b)
|
|
A
|
5
|
6
|
8
|
B
|
3
|
4
|
5
|
C
|
2
|
3
|
3
|
D
|
3.5
|
4
|
5
|
E
|
1
|
3
|
4
|
F
|
8
|
10
|
15
|
G
|
2
|
3
|
4
|
H
|
2
|
2
|
2.5
|
Pendekatan PERT juga difokuskan pada
ketidakpastian estimasi durasi aktifitas. Perlu tiga estimasi untuk masing-masing
aktifitas yang memperlihatkan fakta bahwa kita tidak yakin dengan apa yang akan
terjadi – kita dipaksa untuk menghitung fakta yang diperkirakan akan terjadi.

- Deviasi
stándar aktifitas
Perhitungan kuantitatif tingkat ketidakpastian
suatu estimasi durasi aktifitas bisa diperoleh dengan menghitung standar
deviasi s dari sebuah durasi aktifitas dengan mempergunakan rumus:

Standar deviasi aktifitas porporsional dengan
beda antara estimasi optimistic dan pessimistic, dan dapat dipergunakan sebagai
tingkatan ukuran level ketidakpastian atau resiko masing-masing aktifitas.
Durasi yang diharapkan dari masing-masing aktifitas dan standar deviasi dari
proyek tersebut (tabel 3) dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 6.4- Waktu yang diharapkan dan
standar
deviasi
Aktifitas
|
Durasi Aktifitas (minggu)
|
|||||
A
|
m
|
b
|
te
|
s
|
|
|
A
|
5
|
6
|
8
|
6.17
|
0.50
|
|
B
|
3
|
4
|
5
|
4.00
|
0.33
|
|
C
|
2
|
3
|
3
|
2.83
|
0.17
|
|
D
|
3.5
|
4
|
5
|
4.08
|
0.25
|
|
E
|
1
|
3
|
4
|
2.83
|
0.50
|
|
F
|
8
|
10
|
15
|
10.50
|
1.17
|
|
G
|
2
|
3
|
4
|
3.00
|
0.33
|
|
H
|
2
|
2
|
2.5
|
2.08
|
0.08
|
a:
optimistic b: most likely c: pessimistic
te:
expected s: standard deviation
- Likehood
target terpenuhi
Keuntungan utama dari teknik PERT adalah
memberikan suatu metode untuk melakukan estimasi probabilitas tanggal target
terpenuhi atau tidak. Teknik ini bisa saja hanya mempunyai tanggal target
tunggal yaitu proyek selesai, akan tetapi kita diharapkan untuk mengatur
tambahan target antara. Misalkan kita harus menyelesaikan proyek dalam waktu 15
minggu. Kita berharap proyek tersebut dapat diselesaikan dalam waktu 13.5
minggu akan tetapi durasinya bisa lebih dan bisa kurang. Misalkan aktifitas C
harus diselesaikan pada minggu ke 10 karena salah satu anggota yang
melaksanakan aktifitas tersebut sudah dijadwalkan untuk bekerja pada proyek
lain dan kejadian 5 memperlihatkan penyerahan produk kepada pelanggan. Untuk
itu diperlukan tiga tanggal target pada jaringan PERT seperti yang
diperlihatkan dalam gambar 4.

Gambar 6.4
Jaringan PERT dengan tiga buah tanggal target dan
perhitungan standar deviasi kejadian
- Analisa resiko
Setelah
melakukan identifikasi resiko, maka tahap berikutnya adalah pengukuran resiko
dengan cara melihat potensial terjadinya seberapa besar severity
(kerusakan) dan probabilitas terjadinya risiko tersebut. Penentuan probabilitas
terjadinya suatu event sangatlah subyektif dan lebih berdasarkan nalar dan
pengalaman. Beberapa risiko memang mudah untuk diukur, namun sangatlah sulit
untuk memastikan probabilitas suatu kejadian yang sangat jarang terjadi.
Sehingga, pada tahap ini sangtalah penting untuk menentukan dugaan yang terbaik
supaya nantinya kita dapat memprioritaskan dengan baik dalam implementasi
perencanaan manajemen risiko. Kesulitan dalam pengukuran risiko adalah
menentukan kemungkinan terjadi suatu risiko karena informasi statistik tidak
selalu tersedia untuk beberapa risiko tertentu. Selain itu, mengevaluasi dampak
severity (kerusakan) seringkali cukup sulit untuk asset immateriil. Dampak
adalah efek biaya, waktu dan kualitas yang dihasilkan suatu resiko.
Dampak
|
Biaya
|
Waktu
|
Kualitas
|
Sangat
rendah
|
Dana
mencukupi
|
Agak
menyimpang dari target
|
Kualitas
agak berkurang namun masih dapat digunakan
|
Rendah
|
Membutuhkan
dana tambahan
|
Agak
menyimpang dari target
|
Gagal
untuk memenuhi janji pada stakeholder
|
Sedang
|
Membutuhkan
dana tambahan
|
Penundaan
berdampak terhadap stakeholder
|
Beberapa
fungsi tidak dapat dimanfaatkan
|
Tinggi
|
Membutuhkan
dana tambahan yang signifikan
|
Gagal
memenuhi deadline
|
Gagal
untuk memenuhi kebutuhan banyak stakeholder
|
Sangat
tinggi
|
Membutuhkan
dana tambahan yang substansial
|
Penundaan
merusak proyek
|
Proyek
tidak efektif dan tidak berguna
|
Setelah mengetahui probabilitas dan dampak
dari suatu resiko, maka kita dapat mengetahui potensi suatu resiko. Untuk
mengukur bobot resiko kita dapat menggunakan skala dari 1 – 5 sebagai berikut
seperti yang disarankan oleh JISC InfoNet:
Skala
|
Probabilitas
|
Dampak
|
Sangat
rendah
|
Hampir
tidak mungkin terjadi
|
Dampak
kecil
|
Rendah
|
Kadang
terjadi
|
Dampak
kecill pada biaya, waktu dan kualitas
|
Sedang
|
Mungkin
tidak terjadi
|
Dampak
sedang pada biaya, waktu dan kualitas
|
Tinggi
|
Sangat
mungkin terjadi
|
Dampak
substansial pada biaya, waktu dan kualitas
|
Sangat
tinggi
|
Hampir
pasti terjadi
|
Mengancam
kesuksesan proyek
|
Setelah resiko yang dapat mempengaruhi pengembangan
teridentifikasi maka diperlukan cara untuk menentukan tingkat kepentingan dari
masing-masing resiko. Beberapa resiko secara relatif tidak terlalu fatal (misal
resiko keterlambatan penyerahan dokumentasi) sedangkan beberapa resiko lainnya
berdampak besar. (misal resiko keterlambatan penyerahan software). Beberapa
resiko sering terjadi (salah satu anggota tim sakit sehingga tidak bisa bekerja
selama beberapa hari). Sementara itu resiko lainnya jarang terjadi (misal
kerusakan perangkat keras yang dapat mengakibatkan sebagian program hilang).
Probabilitas terjadinya resiko sering disebut dengan risk likelihood;
sedangkan dampak yang akan terjadi jika resiko tersebut terjadi dikenal
dengan risk impact dan tingkat kepentingan resiko disebut dengan risk
value atau risk exposure. Risk value dapat dihitung dengan formula :
Risk exposure = risk likelihood x risk
impact
Idealnya risk impact diestimasi dalam batas moneter
dan likelihood dievaluasi sebagai sebuah probabilitas. Dalam hal ini risk
exposure akan menyatakan besarnya biaya yang diperlukan berdasarkan perhitungan
analisis biaya manfaat. Risk exposure untuk berbagai resiko dapat dibandingkan
antara satu dengan lainnya untuk mengetahui tingkat kepentingan masing-masing
resiko.
Akan tetapi, estimasi biaya dan probabilitas
tersebut sulit dihitung, subyektif, menghabiskan waktu dan biaya. Untuk
mengatasi hal ini maka diperlukan beberapa pengukuran yang kuantitatif untuk
menilai risk likelihood dan risk impact, karena tanpa ini sulit untuk
membandingkan atau meranking resiko tersebut untuk berbagai keperluan. Akan
tetapi, usaha yang dilakukan untuk medapatkan sebuah estimasi kuantitatif
yang baik akan menghasilkan pemahaman yang mendalam dan bermanfaat atas
terjadinya suatu permasalahan.
Beberapa manajer resiko mempergunakan sebuah metode
penilaian yang sederhana untuk menghasilkan ukuran yang kuantitatif pada saat
mengevaluasi masing-masing resiko. Beberapa manajer memberikan kategori pada
likelihood dan impact dengan high, medium atau low. Akan tetapi bentuk ini
tidak memungkinkan untuk menghitung risk exposure. Sebuah pendekatan yang lebih
baik dan populer adalah memberikan skor pada likelihood dan impact dengan skala
tertentu misal 1-10. Jika suatu resiko kemungkinan besar akan terjadi diberi
skor 10, sedangkan jika kecil jika kemungkinan terjadinya kecil maka akan
diberi nilai 1.
Penilaian likelihood dan impact dengan skala 1-10
relatif mudah, akan tetapi kebanyakan manajer resiko akan berusaha untuk
memberikan skor yang lebih bermakna, misal skor likelihood 8 akan
dipertimbangkan dua kali likelihood dengan skor 4.
Hasil pengukuran impact, dapat diukur dengan
skor yang serupa, harus dimasukkan pada perhitungan total risk dari proyek
tersebut. Untuk itu harus melibatkan beberapa biaya potensial seperti :
·
Biaya yang diakibatkan
keterlambatan penyerahan atas jadwal yang sudah ditentukan
·
Biaya yang berlebihan
dikarenakan harus menambah sumber daya atau dikarenakan mempergunakan sumber
daya yang lebih mahal
·
Biaya yang tidak terlihat
pada beberapa komponen kualitas atau fungsionalitas sistem
Tabel 6.1 berikut ini memperlihatkan contoh hasil
evaluasi nilai resiko. Perhatikan bahwa resiko yang bernilai tertinggi tidak
selalu akan menjadi resiko yang pasti terjadi maupun akan menjadi resiko
dengan potensi impact yang terbesar.
Tabel 6.1 – Contoh
evaluasi nilai risk exposure
|
Hazard
|
L
|
I
|
R
|
R1
|
Perubahan spesifikasi kebutuhan selama coding
|
1
|
8
|
8
|
R2
|
Spesifikasi perlu lebih lama dibandingkan
yang diperlukan
|
3
|
7
|
21
|
R3
|
Staf sakit yang berpengaruh pada aktifitas yang
kritis
|
5
|
7
|
35
|
R4
|
Staf sakit yang berpengaruh pada aktifitas yang
tidak kritis.
|
10
|
3
|
30
|
R5
|
Pengkodean modul lebih lama dibandingkan yang
diharapkan
|
4
|
5
|
20
|
R6
|
Pengujian modul memperlihatkan kesalahan atau
ketidakefisiensian dalam desain.
|
1
|
10
|
10
|
Prioritas resiko
Pengelolaan resiko melibatkan
penggunaan dua strategi:
·
Risk
exposure dapat dikurangi dengan mengurangi likehood atau impact
·
Pembuatan
rencana kontingensi berkaitan dengan kemungkinan resiko yang akan terjadi.
Sebarang usaha untuk mengurangi
sebuah risk exposure atau untuk melakukan sebuah rencana kontigensi akan
berhubungan dengan biaya yang berkaitan dengan usaha tersebut. Merupakan hal
yang penting untuk menjamin bahwa usaha ini dilaksanakan dengan cara yang
paling efektif dan diperlukan cara untuk memprioritaskan resiko sehingga usaha
yang lebih penting dapat menerima perhatian yang lebih besar.
Estimasi nilai likehood dan
impact dari masing-masing usaha tersebut akan menentukan nilai risk exposure.
Setelah risk exposure dapat dihitung maka resiko dapat diberi prioritas high,
medium atau low sesuai dengan besar kecilnya nilai risk exposure.
Risk exposure yang berdasarkan
pada metode penilaian perlu diberikan beberapa perhatian. Hasil evaluasi pada
tabel 1, contoh, tidak memperlihatkan resiko R5 adalah dua kali lebih penting
dibandingkan R6. Pada kasus ini, kita tidak bias mengintepretasikan nilai risk
exposure secara kuantitatif disebabkan nilai tersebut didasarkan pada metode
penilaian yang non-cardinal. Pada kasus kedua, nilai exposure yang terlalu
berjauhan akan mampu untuk membedakan antara resiko tersebut. Akan tetapi risk
exposure akan memungkinkan kita untuk memperoleh suatu ranking sesuai dengan
kepentingannya. Pertimbangkan resiko pada tabel 1, R3 dan R4 merupakan resiko
yang paling penting dan kita dapat mengklasifikasikannya dengan high risk.
Tingkat kepentingan yang berbeda dapat membedakan antara skor exposure satu dan
dua ini dengan exposure tertinggi berikutnya yaitu R2. R2 dan R5 mempunyai skor
yang hampir sama dan dapat dikelompokkan pada resiko dengan prioritas medium.
Dua resiko lainnya, R1 dan R6 mempunyai nilai exposure yang rendah sehingga
dapat dikelompokan pada prioritas rendah.
Dalam kenyataannya, secara umum
ada beberapa factor lain, selain nilai risk exposure, yang harus diperhitungkan
pada saat menentukan prioritas resiko.
Kepercayaan terhadap penilaian
resiko
Beberapa penilaian risk
exposure relative kurang. Untuk diperlukan investigasi lebih lanjut sebelum
tindakan diambil.
Penggabungan resiko
Beberapa resiko saling
bergantung dengan lainnya. Dalam hal ini maka beberapa resiko tersebut perlu
dianggap sebagai satu resiko.
Jumlah resiko
Perlu batas jumlah resiko yang
dapat dipertimbangkan secara efektif dan dapat diambil tindakannya oleh seorang
manajer proyek. Untuk itu perlu dibatasi ukuran daftar prioritas.
Biaya tindakan
Beberapa resiko, yang suatu
saat dapat dikenali, dapat dikurangi atau dicegah segera dengan biaya atau
usaha yang sedikit tanpa menganggap nilai resikonya. Untuk resiko lainnya perlu
dilakukan perbandingan antara biaya yang diperlukan dengan benefit yang
diperoleh dengan mengurangi resiko tersebut. Satu metode untuk melaksanakan
perhitungan ini adalah dengan menghitung risk reduction leverage (RRL) dengan
mempergunakan persamaan sebagai berikut:
RRL = REbefore
- REafter

Risk reduction cost
REbefore adalah nilai risk exposure
semula, REafter adalah nilai risk exposure yang diharapkan setelah
diambil tindakan dan risk education cost adalah biaya untuk implementasi
tindakan pengurangan resiko. Risk reduction cost harus dinyatakan dengan unit
yang sama dengan nilai resiko yaitu nilai moneter yang diperlukan atau dengan
nilai skor. Jika nilai yang diharapkan ternyata lebih besar maka RRL yang lebih
besar memperlihatkan bahwa kita perlu berharap untuk meningkatkan rencana
pengurangan resiko disebabkan reduksi risk exposure yang diharapkan lebih besar
dibandingkan dengan biaya rencana.
- Pengelolaan resiko
Jenis-jenis cara mengelola
resiko :
a. Risk
Avoidance
Yaitu memutuskan
untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung resiko sama sekali. Dalam
memutuskan untuk melakukannya, maka harus dipertimbangkan potensial keuntungan
dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.
b. Risk
Reduction
Risk
reduction atau
disebut juga risk mitigation yaitu
merupakan metode yang mengurangi kemungkinan terjadinya suatu resiko ataupun
mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu resiko.
c. Risk
Transfer
Yaitu memindahkan
resiko pada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak (asuransi) maupun
hedging.
d. Risk
Deferral
Dampak suatu resiko
tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi
menunda aspek suatu proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya resiko
tersebut kecil.
e. Risk
Retention
Walaupun resiko
tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurangi maupun mentransfernya, namun
beberapa resiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dari aktivitas.
Penanganan resiko:
a. High
probability, high impact: resiko
jenis ini umumnya dihindari ataupun ditransfer.
b. Low
probability, high impact:
respon paling tepat untuk tipe resiko ini adalah dihindari. Dan jika masih
terjadi, maka lakukan mitigasi resiko serta kembangkan contingency plan.
c. High
probability, low impact: mitigasi
resiko dan kembangkan contingency plan.
d. Low
probability, low impact: efek
dari resiko ini dapat dikurangi, namun biayanya dapat saja melebihi dampak yang
dihasilkan. Dalam kasus ini mungkin lebih baik untuk menerima efek dari resiko
tersebut.
Contigency
plan
Untuk resiko yang mungkin
terjadi maka perlu dipersiapkan contingency
plan seandainya benar-benar terjadi. Contigency
plan haruslah sesuai dengan proposional terhadap dampak resiko tersebut.
Dalam banyak kasus seringkali lebih efisien untuk mengalokasikan sejumlah
sumber daya untuk mengurangi resiko dibandingkan mengembangkan contingency plan yang jika
diimplementasikan akan lebih mahal. Namun beberapa skenario memang membutuhkan
full contingency plan, tergantung
pada proyeknya. Namun jangan sampai tertukar antara contingency planning dengan re-planning normal yang memang
dibutuhkan karena adanya perubahan dalam proyek yang berjalan.
Tabel resiko proyek software
dan strategi mengurangi resiko
Resiko
|
Teknik mengurangi resiko
|
Kegagalan
pada personil
|
· Memperkerjakan
staf yang handal
· Job
matching
· Membangun
tim
· Mengadakan
pelatihan dan peningkatan karir
· Membuat
jadwal lebih awal bagi personil utama
|
Estimasi
biaya dan waktu yang tidak realistis
|
· Membuat
beberapa estimasi
· Desain
untuk biaya
· Meningkatkan
pengembangan
· Merekam
dan menganalisa proyek sebelumnya
· Standarisasi
metode
|
Mengembangkan
fungsi software yang salah
|
· Evaluasi
proyek ditingkatkan
· Buat
metode spesifikasi yang formal
· Survey
pengguna
· Buat
prototype
· Buat
user manual lebih awal
|
Mengembangkan
antarmuka pengguna yang salah
|
· Membuat
prototype
· Analisis
tugas
· Keterlibatan
pengguna
|
Gold
plating
|
· Mengurangi
kebutuhan
· Membuat
prototype
· Analisis
biaya manfaat
· Desain
biaya
|
Terlambat
untuk mengubah kebutuhan
|
· Mengubah
prosedur kendali
· Membatasi
perubahan yang terlalu banyak
· Meningkatkan
prototype
· Meningkatkan
pengembangan (akibat perubahan)
|
Kegagalan
pada komponen yang disuplai pihak eksternal
|
· Melakukan
benchmarking
· Inspeksi
· Spesifikasi
formal
· Kontrak
perjanjian
· Prosedur
dan sertifikasi jaminan kualitas
|
Kegagalan
menjalankan tugas eksternal
|
· Prosedur
jaminan kualitas
· Desain
/ prototype yang kompetitif
· Membangun
tim
· Kontrak
insentif
|
Kegagalan
kinerja real-time
|
· Simulasi
· Benchmarking
· Prototipe
· Tuning
· Analisis
teknis
|
Pengembangnya
terlalu sulit secara teknis
|
· Analisa
teknis
· Analisis
biaya manfaat
· Prototipe
· Melatih
dan mengembangkan staf
|
- Implementasi manajemen
resiko
Setelah memilih respon yang
akan digunakan untuk menangani resiko, maka saatnya untuk mengimplementasikan
metode yang telah direncanakan tersebut.
- Monitoring resiko
Mengidentifikasi, menganalisa
dan merencanakan suatu resiko merupakan bagian penting dalam perencanaan suatu
proyek. Namun, manajemen resiko tidaklah berhenti sampai disana saja. Praktek,
pengalaman dan terjadinya kerugian akan membutuhkan suatu perubahan dalam
rencana dan keputusan mengenai penanganan suatu resiko. Sangatlah penting untuk
selalu memonitor proses dari awal mulai dari identifikasi resiko dan pengukuran
resiko untuk mengetahui keefektifitas respon yang telah dipilih dan untuk
mengidentifikasi adanya resiko yang baru maupun berubah. Sehingga, ketika suatu
resiko terjadi maka respon yang dipilih akan sesuai dan diimplementasikan
secara efektif.
Langganan:
Postingan (Atom)